“The Sexiest Job in 21st
Century is Data Scientist” -Harvard Business Review-
Sumber Gambar : Google
Kenapa Data Scientist?
Data Scientist akhir-akhir ini jadi omongan di pasar kerja dunia. Harvard
Business Review sampai ngomong kalo Data Scientist adalah pekerjaan terseksi di
abad 21. Bagaimana tidak? sekarang tu jamannya big data, dimana ada miliaran
gigabyte data yang tersebar di dunia. Nah, bila data itu tidak diolah dan
dikelola dengan baik, data ngga akan bisa ngomong banyak. Namun bila kau
ingin sendiri data itu bisa diolah dan dikelola dengan baik,
data itu bakal jadi informasi yang sangat berguna bagi banyak pihak.
Sekarang tu jamannya mbangun pakai data. Pemerintah di negara-negara
maju maupun di negara berkembang membangun negaranya pakai data. Semua negara
juga tau, kalo mbangun tanpa data, pembangunan di negaranya bakal serampangan
dan ngga terarah sama sekali. Pemerintah di negara manapun selalu memperhatikan
data-data statistik ekonomi dan sosial kependudukan buat dijadiin bahan
pertimbangan. Contohnya, data kemiskinan, ketimpangan, jumlah penduduk,
pengangguran, dan masih banyak lagi. Dengan kata lain, data data
statistik merekam dengan jelas bagaimana kondisi masyarakat di suatu negara.
Di sektor swasta data statistik juga penting. Perusahaan juga butuh data
berapa angkatan kerja tersedia, berapa nilai inflasi bulan ini, berapa kenaikan
harga barang, dan lain-lain. Di jaman sekarang, bila perusahaan ngga nge-update
data statistik ekonomi, bakal rugi dah usahanya. Oleh karena itu ngga heran
kalo Harvard bilang si tukang olah data (Data Scientist) itu pekerjaan terseksi
di abad ke 21.
Di era data seperti
sekarang, Alhamdulillah, beruntung banget gue bisa kuliah di Institue of
Statistics Indonesia atau Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS). Tempatnya di
Jalan Otto Iskandardinata No.64C Jakarta. Di kampus ini gue tentunya belajar
statistik dong. FYI, STIS itu perguruan tinggi ikatan dinas. Jadi, lulusannya
100% langsung bekerja di Badan Pusat Statistik (BPS).
BPS itu tempat kerja yang
keren. BPS itu institusi yang berkuasa penuh atas data-data sosial ekonomi di
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan kata lain, BPS itu institusi yang
tahu segalanya tentang potret keaadaan masyarakat di negara ini. Keren kan??
BPS juga bisa "memaksa" presiden buat kerja keras lhooo.. Ga
percaya?? . Contohnya, jika menurut data BPS kemiskinan di Indonesia naik,
tentunya rakyat akan gempar karena pemerintah tidak bisa menanggulangi
kemsikinan. Nah, untuk mencegah hal itu terjadi, pastinya presiden dan menteri-menterinya
harus bekerja keras.
FYI lagi, di STIS itu
kuliahnya gratis plus dibayar. Jadi negara bayar kita buat sekolah aja! Cocok
banget buat kalian yang ingin nabung buat menikah masa depan.
Eiitsss.. walaupun kuliahnya gratis, kualitas tenaga pendidiknya (dosen) sangat
berkualitas. Banyak dosen STIS yang namatin S3-nya di luar negeri (Jepang,
Amerika, Belgia, Inggris). Selain master di domain akademis, dosen STIS juga
sangat berpengalaman di dunia kerjaa. Kebanyakan dosen STIS adalah mantan
pejabat BPS yang tentunya tahu dengan detail seluk beluk perstatistikan
Indonsia. Gabungan antara bidang akademis dan praktis inilah yang diajarkan
kepada Mahasiswa STIS buat jadi Data Scientist pemegang data bangsa ini.
Sarjana Sains Terapan Plus Plus
Buat informasi aja kalo
STIS itu ada tiga jurusan. Ada Jurusan Statistika dengan peminatan Statistik
Ekonomi dan Statistik Kependudukan serta Jurusan Komputasi Statistik. So,
Mahasiswa STIS tak hanya belajar statistika aja, tetapi juga mempelajari ilmu
ekonomi, ilmu sosial, dan ilmu komputasi (pemrograman dan IT). Jelas banget
dong, lulusan STIS punya kemampuan yang lebih daripada yang lain dalam
menganalisis data dan menghubungkannya dengan disiplin ilmu yang lain.
Statistika juga
menghasilkan ilmu baru seperti Ekonometrika, Biostatistika, Bioinformatika,
Demografi, Aktuaria dan lain lain. Simpelnya, statistika digunakan oleh semua
ilmu dan mengembangkan ilmu yang sudah ada menjadi ilmu baru yang lebih sempurna.
Ucapan Karl Pearson, ahli statistika Inggris yang terkemuka, memang benar.
Sumber Gambar : Google
Disamping Pearson, gue jadi teringat
dengan quotes Pak Mohammad Dokhi, Ph.D, dosen Statistika Matematika lulusan S2
dan S3 dari Jepang, yang penuh semangat.
"Kalian nanti akan jadi Sarjana Sains Terapan Plus Plus"
-Mohammad Dokhi,
Ph.D-
Maksud quotes di atas adalah Mahasiswa STIS belajar ilmu yang multidisplin
seperti ilmu ekonomi, sosial, dan komputasi. Selain itu, setelah lulus
Mahasiswa STIS akan bekerja pada bidangnya (The right man on the right place).
Ditambah lagi, Pegawai BPS di masa sekarang gajinya sudah besar karena ada
tunjangan kinerja. Yang terakhir, Mahasiswa STIS akan menjadi Aparatur Sipil
Negara golongan IIIa (setara Letnan Dua kalo di TNI). Dengan kata lain,
mahasiswa yang biasanya makan mie di kosan bakal terangkat derajatnya jadi
golongan yang lebih baik. Dan yang paling penting, bisa nyicil-nyicil
untuk membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera :).
Kembali lagi ke awal, intinya gue sangat bersyukur karena telah menjadi
keluarga STIS, dan berpeluang besar untuk menjadi Statistisi/Data Scientist
yang disebut sebut oleh Harvard sebagai pekerjaan terseksi di abad 21.
Semoga Bermanfaat.
Is math related to science ?
ReplyDeleteAbsolutely, math is science too
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete