“AI bisa menjadi momentum terburuk dalam
sejarah peradaban”.
-Stephen Hawking-
Fisikawan terkenal Stephen
Hawking memprediksi bahwa era AI (Kecerdasan Buatan) bisa menjadi momentum
terburuk bagi sejarah peradaban manusia. Tentu alasan ini mempunyai dasar yang
kuat. Namun, banyak juga yang berpendapat bahwa manusia bisa hidup berdampingan
dengan AI. Nah, lalu bagaimana sikap kita menghadapi era AI? Harus takut atau
optimiskah?
Artificial Intelligence (AI)
secara sederhana adalah sebuah mesin yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan
diri secara otodidak dan dapat beraksi seperti manusia. Kalau suka nonton film
Iron Man, AI itu adalah J.A.R.V.I.S (Just A Rather Very Intelligent System). Jarvis
dalam film Iron Man, adalah sebuah sistem yang bereaksi dapat berinteraksi
dengan Tony Stark layaknya manusia pada umumnya.
AI pada dasarnya dibuat melalui
algoritma yang kompleks. Jadi, AI dengan mudahnya memecahkan perhitungan yang
rumit dalam hitungan detik. Kepintaran AI didapat dari data-data yang
dimasukkan kedalamnya. Contohnya adalah Face Recognition, Voice Recognition, dan
lain-lain. Jadi, AI bisa mengenali lingkungan sekitar berdasarkan informasi yang
telah dimasukkan dalam dirinya.
Artificial Intelligence
Sumber : Google
Loh Bukannya AI malah bermanfaat ya?
Bisa dibilang AI juga bisa bermanfaat.
Contohnya, ketika kita ingin naik KRL atau Transjakarta, kita tidak menemukan
manusia penjual tiket. Namun yang kita temukan adalah mesin penjual tiket.
Begitu pula saat kita melewati gerbang tol. Kita tidak lagi menemukan penjaga
pintu tol disana, kita hanya menemukan mesin tap yang secara otomatis diprogram untuk melayani pengguna tol.
Itulah bagian kecil dari AI.
Kalau AI bermanfaat, kenapa Stephen Hawking sampai takut sih?
Sudah menjadi hal umum kalau
kemajuan teknologi dapat mempercepat efisiensi. Jadi, dengan menggunakan mesin,
kita tak perlu membayar upah untuk pekerja manusia. Contohnya di gerbang tol
tadi. Pengelola tol tentu bisa berhemat karena mereka tidak memberikan gaji kepada
penjaga pintu tol lagi.
Mesin Tol Otomatis
Sumber : Google
Sebenarnya kita pernah mengalami
keadaan seperti ini. Dahulu, Revolusi Industri telah mengubah pola produksi
dari penggunaan tenaga manusia ke tenaga mesin. Dahulu, dalam perusahaan
tekstil membutuhkan banyak pekerja untuk memintal benang. Namun semua tergantikan
dengan mesin penenun benang yang lebih efisien dan dapat memproduksi kain
secara besar-besaran. Tentunya, hal ini menimbulkan banyak karyawan pabrik
tekstil dipecat. Revolusi Industri inilah yang menimbulkan masayarakat
terpolarisasi menjadi masyarakat borjuis dan proletar. Polarisasi ini nantinya
akan menjadi epik yang maha dahsyat sampai akhir abad-20.
Revolusi Industri
Sumber : Google
Walaupun revolusi industri
menimbulkan efek yang besar bagi eksistensi pekerjaan tenaga manusia, kita
tetap bisa hidup sampai sekarang. Namun, era AI ini berbeda. Disrupsi AI tak
hanya menggantikan tenaga kerja Blue
Collar (unskilled labor), tetapi
juga menyasar tenaga kerja White Collar (skilled labor). Dahulu, kemampuan fisik
manusia bisa digantikan oleh mesin. Sekarang, tak hanya fisik, tetapi juga
kemampuan kognitif (berpikir) manusia sudah bisa digantikan oleh mesin. Jadi di
masa depan sangat mungkin bahwa sebuah negara sudah tidak memerlukan militer, polisi,
dokter, dan pilot. Atau mungkin, statistisi juga sudah digantikan oleh AI ☹.
Apakah hanya itu ketakutannya?
Tentu saja tidak, AI tentunya
bisa digunakan untuk hal-hal yang menakutkan seperti membunuh orang. Bahkan
sekarang sudah diciptakan AI untuk membunuh orang secara efektif dan efisien ☹
Ngeri kan? Bayangkan jika AI sudah
kelewatan pintarnya dan bisa menandingi manusia dalam segala hal. Pada akhirnya,
manusia dan AI akan berperang satu sama
lain!!!
Duh, kok aku malah jadi takut sama AI...
Tenang bro, sepintar-pintarnya
AI, dia tetap sebuah tools. Jadi,
tergantung manusianya mau menggunakan tools
itu untuk apa. Jika kita membuat AI untuk menandingi kemampuan manusia, itu
bisa saja. Tapi apakah si pembuat AI itu berniat untuk memusnahkan manusia
lewat AI-nya??. Tentu saja, si pembuat AI akan memberikan batasan-batasannya. Jadi,
gak perlu takut dengan AI. AI itu hanya bisa melakukan satu pekerjaan tertentu.
Robot pembuat mobil tentu tidak bisa
kamu suruh cuci piring dan bikin kopi. Dengan kata lain, otak manusia lebih
hebat dari AI karena manusia bisa melakukan apapun secara sadar, sedangkan AI
tidak.
Lalu gimana persiapan kita menghadapi era Kecerdasan Buatan?
Yang jelas kita harus bisa beradaptasi
dengan kemajuan zaman. Adalah sebuah keniscayaan kalau di masa depan banyak pekerjaan
yang diambil alih oleh AI. Oleh karena itu, kita harus memilih antara dua
piliha yakni:
Kita
disingkirkan oleh AI
atau
Kita
mengendalikan AI
Tentu kita tidak mau disingkirkan
oleh AI, hanya orang putus asa yang mau disingkirkan oleh AI. Jadi, mulai dari
sekarang sudah saatnya kita mempelajari cara mengendalikkan AI. Dengan cara
apa?? Dengan cara belajar yang giat!!
Dan teruslah bereksperimen dan mencoba
hal-hal yang baru!!
Mari Kita Optimis Menyambut Era Kecerdasan Buatan!
Bagus.. lanjut terus odow one day one writing
ReplyDeletesiap pak mohon bimbingannya :)
DeleteMantap!
ReplyDeletefollow my blog qaqa :)
Delete